Saat kecil dibully saudara, ketika dewasa rentan depresi


Anak-anak seringkali saling melempar ejekan pada saudara mereka. Hal ini terkadang terlihat menggemaskan dan tak banyak diperhatikan oleh orang tua. Padahal penelitian mengungkap bahwa kebiasaan dibully oleh saudara kandung saat kecil bisa berimbas besar ketika si anak beranjak dewasa.

Penelitian terbaru menemukan bahwa anak-anak yang sering dibully oleh saudara mereka beberapa kali seminggu ketika masih kecil dan remaja berkemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami depresi ketika mendewasa. Mereka juga berisiko dua kali lipat untuk mengalami penganiayaan terhadap diri sendiri, dibandingkan dengan anak atau remaja yang tak pernah dibully oleh saudara mereka.

Hasil penelitian ini didapatkan peneliti setelah mengamati 7.000 anak berusia 12 tahun. Mereka mengikuti perkembangan anak-anak tersebut hingga berusia 18 tahun. Selama itu, peneliti mencatat perilaku bullying yang mereka terima dan mengukur kesehatan mental anak-anak tersebut.

Pada anak-anak yang mengaku tidak dibully oleh saudara kandung, tingkat depresi sekitar 6,4 persen, kecemasan 9,3 persen, dan kemungkinan menyakiti diri sendiri sekitar 7,6 persen. Sementara pada anak yang mengaku telah dibully oleh saudara mereka beberapa kali seminggu, tingkat depresi klinis mencapai 12,3 persen, kecemasan 16 persen, dan kemungkinan menyakiti diri sendiri hingga 14 persen.

Efek bullying oleh saudara diketahui sama antara anak laki-laki dan perempuan. Biasanya bullying semacam ini lebih banyak terjadi pada keluarga yang memiliki anak minimal tiga. Kebanyakan bullying juga dilaporkan mulai terjadi di usia delapan tahun oleh kakak atau saudara yang lebih tua.

Jika anak-anak sering mengganggu saudara mereka, perhatikan dengan seksama. Bisa jadi itu hanya bentuk guyonan semata, namun juga bisa lebih parah dan lebih cocok dikategorikan sebagai bullying. Jika tingkah laku antar saudara sudah bisa dimasukkan dalam kategori bullying, jangan dibiarkan. Karena efeknya akan sangat besar pada anak ketika dia beranjak dewasa.


Loading...